MotoGP sedang digemparkan oleh kabar bahwa Jorge Martin ingin meninggalkan Aprilia Racing pada akhir musim nanti. Padahal, ia baru sekali balapan di atas RS-GP dan terikat kontrak dua musim. Uniknya, niatan Martin ini cukup mirip dengan perpisahannya yang kontroversial dengan KTM di Moto2 pada 2020 lalu.
Martin diketahui kecelakaan dalam tes pramusim di Sepang awal tahun ini, lalu kecelakaan lagi saat latihan Supermoto di Lleida, dan kembali terjatuh dalam balapan utama MotoGP Qatar. Semua ini memicu rentetan cedera, terutama 11 patah tulang rusuk. Alhasil, Martin ada di dasar klasemen tanpa poin.
Kontrak Aprilia dengan Martin kabarnya memiliki klausul yang bisa melepas Martin dari tahun kedua jika ia tidak menjadi salah satu kandidat juara dunia setelah MotoGP Prancis 2025 di Le Mans. Martin pun secara diam-diam pergi ke Le Mans demi menemui manajemen Aprilia untuk membicarakan kans berpisah.
Aprilia menolak mengomentari rumor ini, tetapi ini bukanlah pertama kalinya Martin ‘berulah’. Pada 2020 lalu, yakni ketika membela Red Bull KTM Ajo di Moto2, ia pernah melakukan hal serupa dan ‘berhasil’. Alih-alih membela KTM di MotoGP 2021, ia justru membelot ke Ducati lewat Pramac Racing.
Seharusnya Naik ke MotoGP 2021 Bareng KTM Tech 3
Usai menjuarai Moto3 2018 bersama Honda dan Gresini Racing, Martin naik ke Moto2 dengan kontrak tiga musim dengan KTM. Ia pun membela Red Bull KTM Ajo pada 2019 dan 2020, lalu akan dinaikkan ke MotoGP 2021 bersama Red Bull KTM Tech 3. Menurut Direktur KTM Motorsport, Pit Beirer, kontrak ini memiliki klausul khusus.
Klausul tersebut bakal membolehkan Martin hengkang dari KTM pada akhir 2020 hanya jika KTM tak masuk peringkat 10 besar klasemen pembalap MotoGP pada akhir Juni 2020. Namun, akibat pandemi Covid-19, MotoGP 2020 terpaksa ditunda sampai pertengahan Juli. Alhasil, di atas kertas, klausul tersebut seharusnya tak berlaku.
“Klausul MotoGP ada di kontrak Moto2 Jorge. Tidak baru ditandatangani pada musim semi ini (2020). Itu kontrak Moto2 yang termasuk kesepakatan MotoGP. Meski begitu, ada klausul rilis untuk si pembalap jika kami tak masuk ke 10 besar MotoGP pada akhir Juni. Jadi, Jorge punya opsi untuk pergi,” kisah Beirer via Speedweek pada Agustus 2020.
KTM Salahkan Manajer Pribadi Jorge Martin
Juga pada Juni 2020, bahkan sebelum musim MotoGP dimulai, Martin sudah bernegosiasi dengan Ducati dan Pramac, dan ini mengeskalasi ketegangan Martin dan KTM. Beirer pun menyebut manajer pribadi Martin, Albert Valera, tak mempercayai potensi KTM di MotoGP. Atas alasan inilah Martin memilih bergabung dengan Pramac.
“Manajer Martin (Valera) mengklaim KTM tidak berada di posisi 10 besar. Saya pun membantah, ‘Namun, kami juga tak berada di luar 10 besar, karena kita belum balapan sama sekali, sehingga tak ada klasemen’. Sayangnya, pembalap dan manajernya tak mempercayai kami. Jadi, mereka ambil keputusan darurat untuk pergi,” ujar Beirer.
Pria Jerman yang juga mantan pembalap MXGP ini yakin Martin tak menghormati upaya KTM MotoGP Academy yang menaungi Ajo dan Tech 3. “Kami tak antusias atas pendekatan manajernya, karena kami membiayai seluruh proyek Moto2 untuk menaungi para rider kami yang akan naik ke MotoGP sekalinya mereka siap,” tutup Beirer.